Gelap,
Iya
gelap masih semua ini,
Mengurungku
terus pada sepi yang tak pernah berujung,
Aku
disini masih menggengam sebuah janji,
Janji
suci ungkapan hati,
Hujan turun dengan sadarnya,
Membasahi jutaan kehidupan di bawah
Naungan-Nya,
Sedang aku masih terdiam membisu
menatap kilat dan petir yang tak henti menamparku,
Kembali kukatakan, “aku butuh cahaya,”
Bukan sinar yang terang dan jelas,
Bukan lampu yang tak henti tuk
berpijar,
Hanya secercah cahaya,..titik-titik
kecil yang membawaku pada hari itu,
Siapa
yang ingin tinggal dalam kegelapan ?
Bukankah
tanpa cahaya semua akan mati ?
Bukankah
kegelapan itu menyiksa ?
Bukankah
?
Mengertilah,
Aku di sudut itu,
Masih termenung menanti
secerca cahaya unutk melanjutkan perjalanan ini,
Terka ku baru saja
beristirahat,
Mungkin ia mencari keadilan,
Mungkin
kau benar,
Aku
tidak sendiri,
Didepanku
ada “trust” yang terus mencari cahaya itu,
Tak
peduli apapun halangan itu,..dengan “trust”ku aku akan terus berjuang,
Disamping kananku,. Ada “loyality” yang selalu memompa
denyut nadiku,
Walau terkadang aku jenuh,
Tetapi
ia terus memompa dan memompa nadi itu agar terus berdetak untukmu,
Walau
aku bukanlah siapa-siapa,
Disamping
kiriku ada “ terka “,
Yang
tak henti berlari kesana kemari mencari petunjuk,
Petunjuk
yang tak pernah kau beri,
Walau
kau tau, jalanan yang ku tempuh bukan aspal,
Ataupun
jalanan setapak,
Aku
berjalan di atas sebuah harga diri..yang tak pelak memberiku darah kesakitan,
Yang
terpenting adalah satu,
Di
dalam hatiku ada “ cinta “,
Yang
menjadi generator atas semua,
Pusat
reaksi kimia atas perjalanan ini,
Dasar
mengapa aku disini
Mengapa aku yakin,
Aku mampu menantimu,
Walau
nanti terka lelah meninggalkanku,
Aku
mampu membuatmu bahagia,
Walau
nanti aku yang harus menangis,
Aku
mampu,
Mampu,
Kau
tak perlu bersuara,
Kau
tak perlu bertindak,
Dan,
Kau
tak perlu bingung,
Hanya
pahami,
Mengapa
aku disini,